Friday, March 13, 2009

'NDANG IN MEMORIAM

AKHIRNYA DIA PERGI JUGA
Mas Barkah tertunduk pilu didepan jenazah 'Ndang yang terbungkus kain kafan.
Disampingnya ada banyak orang yang juga tertunduk pilu.
Alumni dan mahasiswa Institut Kesenian Ombak Duren merasa kehilangan.
Mengapa mereka harus merasa kehilangan ditinggal pergi si "Ndang ?
Padahal, 'Ndang bukan siapa-siapa.
Dia hanya orang yang dapat kita jumpai setiap saat di Taman Ombak Duren.
"Ketika saya masuk Institut Kesenian Ombak Duren, 'Ndang adalah terror .." kata mas Barkah pelan. 
Apa yang dikatakan mas Barkah adalah peristiwa yang terjadi 32 tahun lalu.
Saat itu 'Ndang masih remaja tapi wajahnya ya seperti sekarang.
Dia sangat ganas, melempar dengan batu, memukul atau meludahi muka pada orang yang mengejeknya.
Sesekali dia dipukuli mahasiswa saking nakalnya.
Semua pukulan tidak berarti baginya.
Suatu saat pernah ditabrak mobil.
Sungguh ajaib, bagaian depan mobil ringsek tapi 'Ndang sehat wal'afiat.
Sejalan dengan bergulirnya waktu, 'Ndang makin arif dan banyak menolong.
"Kita tidak ada yang tahu berapa umumrnya ketika itu ..."kata mas Atmo yang mengenal 'Ndang 34 tahun lalu.
"Mungkin saat itu itu umurnya masih belasan tahun ,,. "komentar German Nan Biasa yang mengenalnya 28 tahun lalu.
Setiap generasi mahasiwa IKOD dari tahun ke tahun  pasti mengenal 'Ndang.
"Ndang pun mengenal setiap orang yang berada dilingkungan Taman Ombak Duren.
'Ndang bukan siapa-siapa, dia buta huruf tapi tidak gila.
Tapi ada juga yang menganggapnya gila.
Dia akan marah sekali jika dibilang gila.
Dia akan melempar batu dan meludahi muka orang yang mengatakan dirinya gila.
Tapi, dia akan tersipu-sipu malu jika kita tanyakan siapa pacarnya.
Dia akan marah sekali jika melihat orang yang dikenalnya berjalan dengan pasangan lain.
Dia tidak suka pada perselingkuhan.
"Wajahnya memang the Beast, tapi saya yakin hatinya bersih ...!" kata mas Barkah.
"Dia orang jujur ..." celetuk mas Atmo.
"Jaman sekarang, sulit untuk menjadi orang jujur .."komentar German.
"Orang jujur di Indonesia tinggal satu, namanya Jujur Prananto ..." mas Barkah mengingatkan.
"Sepanjang hidupnya Jujur Prananto menanggung beban berat .." mas Atmo menimpali.
"Dia harus Jujur sepanjang hidupnya .." tiba-tiba 'Ndang turut bicara'
"Lho .... kok loe bisa ngomong ...!" semua pelayat serentak bertanya. .
"Emang orang mati enggak boleh ngomong ..." kata 'Ndang sambil bangkit berdiri.
Pocong .... pocooong .... pocoooooong ... the Real Pocong !
Semua pelayat semburat berlarian.
 
Sersan Mustika Biru
The House of Blue Light
(copy paste dari postingan mas Dudung)

No comments: