Friday, March 13, 2009

'NDANG IN MEMORIAM

AKHIRNYA DIA PERGI JUGA
Mas Barkah tertunduk pilu didepan jenazah 'Ndang yang terbungkus kain kafan.
Disampingnya ada banyak orang yang juga tertunduk pilu.
Alumni dan mahasiswa Institut Kesenian Ombak Duren merasa kehilangan.
Mengapa mereka harus merasa kehilangan ditinggal pergi si "Ndang ?
Padahal, 'Ndang bukan siapa-siapa.
Dia hanya orang yang dapat kita jumpai setiap saat di Taman Ombak Duren.
"Ketika saya masuk Institut Kesenian Ombak Duren, 'Ndang adalah terror .." kata mas Barkah pelan. 
Apa yang dikatakan mas Barkah adalah peristiwa yang terjadi 32 tahun lalu.
Saat itu 'Ndang masih remaja tapi wajahnya ya seperti sekarang.
Dia sangat ganas, melempar dengan batu, memukul atau meludahi muka pada orang yang mengejeknya.
Sesekali dia dipukuli mahasiswa saking nakalnya.
Semua pukulan tidak berarti baginya.
Suatu saat pernah ditabrak mobil.
Sungguh ajaib, bagaian depan mobil ringsek tapi 'Ndang sehat wal'afiat.
Sejalan dengan bergulirnya waktu, 'Ndang makin arif dan banyak menolong.
"Kita tidak ada yang tahu berapa umumrnya ketika itu ..."kata mas Atmo yang mengenal 'Ndang 34 tahun lalu.
"Mungkin saat itu itu umurnya masih belasan tahun ,,. "komentar German Nan Biasa yang mengenalnya 28 tahun lalu.
Setiap generasi mahasiwa IKOD dari tahun ke tahun  pasti mengenal 'Ndang.
"Ndang pun mengenal setiap orang yang berada dilingkungan Taman Ombak Duren.
'Ndang bukan siapa-siapa, dia buta huruf tapi tidak gila.
Tapi ada juga yang menganggapnya gila.
Dia akan marah sekali jika dibilang gila.
Dia akan melempar batu dan meludahi muka orang yang mengatakan dirinya gila.
Tapi, dia akan tersipu-sipu malu jika kita tanyakan siapa pacarnya.
Dia akan marah sekali jika melihat orang yang dikenalnya berjalan dengan pasangan lain.
Dia tidak suka pada perselingkuhan.
"Wajahnya memang the Beast, tapi saya yakin hatinya bersih ...!" kata mas Barkah.
"Dia orang jujur ..." celetuk mas Atmo.
"Jaman sekarang, sulit untuk menjadi orang jujur .."komentar German.
"Orang jujur di Indonesia tinggal satu, namanya Jujur Prananto ..." mas Barkah mengingatkan.
"Sepanjang hidupnya Jujur Prananto menanggung beban berat .." mas Atmo menimpali.
"Dia harus Jujur sepanjang hidupnya .." tiba-tiba 'Ndang turut bicara'
"Lho .... kok loe bisa ngomong ...!" semua pelayat serentak bertanya. .
"Emang orang mati enggak boleh ngomong ..." kata 'Ndang sambil bangkit berdiri.
Pocong .... pocooong .... pocoooooong ... the Real Pocong !
Semua pelayat semburat berlarian.
 
Sersan Mustika Biru
The House of Blue Light
(copy paste dari postingan mas Dudung)

Thursday, March 12, 2009

NDANG 12 Maret 2009

Ndang yang punya kegemaran main game bubble kalo di TIM 21, 
kalau bersiul hampir seluruh penjuru mendengarnya dan kadang di barengin dengan kalimat "Cewek...!!". Dia yang selalu minta uang kepada semua yg dikenalnya dan kita selalu dengan iklas memberinya dan kadang suka menolong mengantri tiket film kalo kita lagi males untuk ngantri.

Terakhir gua bertemu dengannya dan ngobrol banyak yaitu di senayan, hari minggu dua bulan yang lalu, bersepeda dengan celana pendeknya yg ditarik sempai keatas pinggang - itulah terakhirnya gua ngobrol dengan dia.

Ndang yg misterius dalam kehidupannya, 
yang hampir semua orang di TIM dan IKJ tidak mengetahui dengan pasti berapa umurnya dan siapa keluarganya, tetapi dia selalu akan ada di benak semua orang dengan siulan dan tertawa getirnya di dalam TIM dan IKJ.

Selamat jalan Ndang - selamat bertemu dengan 'Emak' disana, dan tolong tanyain ke Emak, apakah gua masih punya hutang bir sama dia.

Thanks to Paul Kadarisman untuk fotonya (http://totallynow.blogspot.com)


Tuesday, March 3, 2009

Hari - hari Penting Indonesia

Januari
1 Januari : Hari Perdamaian Dunia
1 Januari : Tahun Baru
3 Januari : Hari Departemen Agama
5 Januari : Hari Korps Wanita Angkatan Laut (KOWAL)
5 Januari : Hari Ulang Tahun Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
10 Januari : Hari Ulang Tahun Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
15 Januari : Hari Peristiwa Laut dan Samudera
25 Januari : Hari Gizi & Makanan
25 Januari : Hari Kusta Internasional
31 Januari : Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU)

Februari
5 Februari : Hari Ulang Tahun Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
5 Februari : Hari Peristiwa Kapal Tujuh
9 Februari : Hari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)
9 Februari : Hari Kavaleri
13 Februari : Hari Persatuan Farmasi Indonesia
14 Februari : Hari Peringatan Pembela Tanah Air (PETA)
19 Februari : Hari KOHANUDNAS
22 Februari : Hari Istiqlal
28 Februari : Hari Gizi Nasional Indonesia 

Maret
1 Maret : Hari Kehakiman Indonesia
1 Maret : Hari Peristiwa Serangan Umum di Jogyakarta
6 Maret : Hari KOSTRAD
8 Maret : Hari Wanita Internasional
9 Maret : Hari Musik Nasional
10 Maret : Hari Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI)
11 Maret : Hari Surat Perintah 11 Maret (SUPERSEMAR)
14 Maret : Hari Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
18 Maret : Hari Arsitektur Indonesia
23 Maret : Hari lahir Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)
23 Maret : Hari Meteorologi Sedunia
24 Maret : Hari Peringatan Bandung Lautan Api
27 Maret : Hari Women International Club (WIC)
30 Maret : Hari Film Indonesia

April
1 April : Hari Bank Dunia
6 April : Hari Nelayan Indonesia
7 April : Hari Kesehatan Internasional
9 April : Hari Penerbangan Nasional
9 April : Hari TNI Angkatan Udara
15 April : Hari Zeni
16 April : Hari KOPASSUS (Komando Pasukan Khusus)
18 April : Hari Peringatan Konferensi Asia Afrika
19 April : Hari Pertahanan Sipil (HANSIP)
20 April : Milad PKS (Partai Keadilan Sejahtera)
21 April : Hari Kartini
22 April : Hari Bumi
24 April : Hari Angkutan Nasional
24 April : Hari Solidaritas Asia-Afrika
27 April : Hari Permasyarakatan Indonesia

M e i
1 Mei : Hari Peringatan Pembebasan Irian Barat
1 Mei : Hari Buruh Sedunia
2 Mei : Hari Pendidikan Nasional
3 Mei : Hari Surya
4 Mei : Hari Bangkit Pelajar Islam Indonesia
8 Mei : Hari Henry Dunant
5 Mei : Hari Lembaga Sosial Desa (LSD)
11 Mei : Hari POM - TNI
17 Mei : Hari Buku Nasional
19 Mei : Hari Korps Cacat Veteran Indonesia
20 Mei : Hari Kebangkitan Nasional
21 Mei : Hari Peringatan Reformasi
31 Mei : Hari anti tembakau internasional

Juni
1 Juni : Hari Lahir Pancasila
1 Juni : Hari Anak-anak Sedunia
3 Juni : Hari Pasar Modal Indonesia
3 Juni : Hari Jadi Kota Bogor
5 Juni : Hari Lingkungan Hidup Sedunia
17 Juni : Hari Dermaga
22 Juni : Hari Ulang Tahun Kota Jakarta
24 Juni : Hari Bidan Indonesia
26 Juni : Hari Anti Narkoba Sedunia
29 Juni : Hari Keluarga Berencana Nasional

Juli
1 Juli : Hari Bhayangkara
1 Juli : Hari Anak-anak Indonesia
5 Juli : Hari Bank Indonesia
9 Juli : Hari Satelit Palapa
12 Juli : Hari Koperasi
22 Juli : Hari Kejaksaan
23 Juli : Hari Anak Nasional
23 Juli : Hari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)
29 Juli : Hari Bhakti TNI Angkatan Udara

Agustus
5 Agustus : Hari Dharma Wanita Indonesia
8 Agustus : Hari Ulang Tahun ASEAN
10 Agustus : Hari Veteran Nasional
13 Agustus : Hari Peringatan Pangkalan Brandan Lautan Api
14 Agustus : Hari Pramuka
15 Agustus : Hari mengudaranya RBTV Asli Jogja
17 Agustus : Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
18 Agustus : Hari Konstitusi Republik Indonesia
19 Agustus : Hari Departemen Luar Negeri Indonesia
21 Agustus : Hari Maritim Nasional
24 Agustus : Hari Televisi Republik Indonesia (TVRI)
30 Agustus : Hari Orang Hilang Sedunia

September
1 September : Hari Polisi Wanita (POLWAN)
3 September : Hari Palang Merah Indonesia (PMI)
8 September : Hari Aksara
8 September : Hari Pamong Praja
9 September : Hari Ulang Tahun Partai Demokrat
9 September : Hari Olahraga Nasional
11 September : Hari Radio Republik Indonesia (RRI)
17 September : Hari Perhubungan Nasional
24 September : Hari Tani
26 September : Hari Statistik
27 September : Hari Pos Telekomunikasi Telegraf (PTT)
28 September : Hari Kereta Api
29 September : Hari Sarjana Indonesia
30 September : Hari Peringatan Pemberontakan G30S/PKI

Oktober
1 Oktober : Hari Kesaktian Pancasila
5 Oktober : Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI)
9 Oktober : Hari Surat Menyurat Internasional
10 Oktober : Hari Kesehatan Jiwa
14 Oktober : Hari Pangan Sedunia
15 Oktober : Hari Hak Asasi Binatang
16 Oktober : Hari Parlemen Indonesia
20 Oktober : Hari Ulang Tahun Golongan Karya
24 Oktober : Hari Dokter Indonesia
24 Oktober : Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
27 Oktober : Hari Penerbangan Nasional
27 Oktober : Hari Listrik Nasional
28 Oktober : Hari Sumpah Pemuda
29 Oktober : Hari KORPRI
30 Oktober : Hari Keuangan

November
3 November : Hari Kerohanian
10 November : Hari Pahlawan
10 November : Hari Ganefo
12 November : Hari Kesehatan Nasional
14 November : Hari Brigade Mobil (BRIMOB)
14 November : Hari Diabetes Sedunia
21 November : Hari Pohon
22 November : Hari Perhubungan Darat
25 November : Hari Guru

Desember
1 Desember : Hari AIDS Sedunia
1 Desember : Hari Artileri
3 Desember : Hari Internasional Penyandang Cacat
9 Desember : Hari Armada
10 Desember : Hari Hak Asasi Manusia
12 Desember : Hari Transmigrasi
15 Desember : Hari Infanteri
19 Desember : Hari Bela Negara
22 Desember : Hari Ibu
22 Desember : Hari Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia (ISMAFARSI)
22 Desember : Hari Sosial
22 Desember : Hari Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD)

Iklan - iklan Zaman dulu_002





Iklan - iklan Zaman dulu_001





Sultan Hamid II Perancang Lambang Negara RI



SEPANJANG orang Indonesia, siapa tak kenal burung Garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila). Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu? Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913.

Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab --walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak --keduanya sekarang di Negeri Belanda.

Syarif Abdul Hamid Alkadrie menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.


Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi Sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II. Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) berdasarkan konstitusi RIS 1949 dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda. Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran. Pada 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah melakukan makar di Tanah Air menawarkan "over commando" kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah gembong APRA. Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari 1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas pengiriman pasukan TNI ke Kalbar - karena tidak mengikutsertakan anak buahnya dari KNIL. Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang menggegerkan; Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950. Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu, Westerling sempat di marah. Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara. Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan "ide perisai Pancasila" muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara.

Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku "Bung Hatta Menjawab" untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR RIS adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang. Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan "Bhineka Tunggal Ika". Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.

Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya "Sekitar Pancasila" terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih "gundul" dan "tidak berjambul" seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS.

Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang "gundul" menjadi "berjambul" dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.

Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974 Rancangan terakhir inilah yang menjadi lampiran resmi PP No 66 Tahun 1951 berdasarkan pasal 2 Jo Pasal 6 PP No 66 Tahun 1951. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak. Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.

Turiman SH M.Hum, Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak yang mengangkat sejarah hukum lambang negara RI sebagai tesis demi meraih gelar Magister Hukum di Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa hasil penelitiannya tersebut bisa membuktikan bahwa Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara. "Satu tahun yang melelahkan untuk mengumpulkan semua data. Dari tahun 1998-1999," akunya. Yayasan Idayu Jakarta, Yayasan Masagung Jakarta, Badan Arsip Nasional, Pusat Sejarah ABRI dan tidak ketinggalan Keluarga Istana Kadariah Pontianak, merupakan tempat-tempat yang paling sering disinggahinya untuk mengumpulkan bahan penulisan tesis yang diberi judul Sejarah Hukum Lambang Negara RI (Suatu Analisis Yuridis Normatif Tentang Pengaturan Lambang Negara dalam Peraturan Perundang-undangan). Di hadapan dewan penguji, Prof Dr M Dimyati Hartono SH dan Prof Dr H Azhary SH dia berhasil mempertahankan tesisnya itu pada hari Rabu 11 Agustus 1999. "Secara hukum, saya bisa membuktikan. Mulai dari sketsa awal hingga sketsa akhir. Garuda Pancasila adalah rancangan Sultan Hamid II," katanya pasti. Besar harapan masyarakat Kal-Bar dan bangsa Indonesia kepada Presiden RI SBY untuk memperjuangkan karya anak bangsa tersebut, demi pengakuan sejarah, sebagaimana janji beliau ketika berkunjung ke Kal-Bar dihadapan tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan anggota DPRD Provinsi Kal-Bar.**

Oleh Turiman Fachturahman Nur SH, M.Hum
*) Penulis adalah Pengurus Yayasan Sultan Hamid II Jakarta

Sumber : http://www.pontianakpost.com/berita/index....i&id=140109

Sultan Hamid II Pencipta Burung Garuda
Syarif Abdul Hamid Alkadrie yang bergelar Sultan Hamid Alkadrie II dan Sultan ke 8 Pontianak, Kalbar ini adalah pencipta Burung Garuda. Sultan Hamid juga orang Indonesia pertama yang berpangkat tertinggi di dunia militer.

Pontianak: Nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie memang kurang dikenal di Tanah Air. Padahal, tokoh nasional dari Pontianak, Kalimantan Barat ini adalah pencipta lambang negara Indonesia, Burung Garuda.

Selain pencipta lambang negara, Syarif yang bergelar Sultan Hamid Alkadrie II dan Sultan ke 8 Pontianak ini juga adalah orang Indonesia pertama yang berpangkat tertinggi di dunia militer, yaitu mayor jendral.

Sultan Hamid membuat lambang negara berdasarkan penugasan Presiden Sukarno pada 1950. Saat itu dia menjabat menteri tanpa porto folio. Rekannya, Muhammad Yamin sebenarnya juga membuat rancangan lambang negara, Namun, Sukarno akhirnya memilih rancangan Sultan Hamid. Setelah disempurnakan, gambar Burung Garuda diresmikan Sukarno sebagai lambang negara pada 10 Februari 1950.

Salinan sketsa Burung Garuda yang tersimpan di Keraton Kadriah, Pontianak ini menunjukkan proses pembuatan lambang negara sangat rumit hingga harus diubah berkali-kali.(IAN/Amin Alkadrie/Liputan6.com)

LINK :
http://swaramuslim.net/more.php?id=5657_0_15_0_M
http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/pontian.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Hamid_II
http://liputan6.com/view/3,142366,1,0,1185736699.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sultan_Hamid_II
http://www.pontianakpost.com/berita/index....i&id=140091
http://www.riaulingga.com/kalimantan

Thursday, February 12, 2009

RED CAMERA 4K Challenge Workflow for FCP


-Shoot Red 4K 2:1, RC36 to 320GB Red Drives

-Backup Red Drives to 2 eSATA drives via R3D Data Manager
-Use one of the drives as the edit drive.

-Log and Transfer in Final Cut Pro using the Native setting which wraps R3D in Redcode QT

-Change RT preferences to Unlimited, Low Quality Playback, Full Frame Rate

-Turn off Drop Frame warning (This results in choppy playback, but good enough for now)
Complete edit, prepare seqeunce for Color (remove titles, speed effects clips)

-Send To Color

-In Color, set all clips to Redspace (Colorspace) and Rec709 (Gamma) in Red Room

-Adjust color temp and tint on some of the clips

-Work mostly in Primary Room for color correction (Not enough time to do much else)

-Render clips to Uncompressed 10 bit

-Send back to Final Cut Pro.

-Add back titles and drop in speed clips (For this version we go with Redcode clips. this will be fixed later)

-Drop in finalized soundtrack which was scored by Timothy Maurice and edited and mixed by Mark Childers and Kandace Cummings.

-Render

-Export Quicktime movie (not self-contained)

-Use this to make upload version and to drop into a ProRes sequence to use for review (we get full playback).

Thursday, January 29, 2009

How To : T-Shirt Printing

How To : T-Shirt Printing / Ngeprint Kaos

Pada saat tertentu Anda sekeluarga mungkin membutuhkan seragam, untuk berlibur atau reuni keluarga. Untuk memesan ke tukang sablon, dalam jumlah lima potong, memang akan dilayani. Tapi jatuhnya lebih mahal karena Anda juga harus membayar biaya pembuatan film untuk membuat cetakan sablon.

Dengan cara pada artikel ini, selembar kaos pun tetap bisa dibikin. Sungguh sangat eksklusif dan bagus sekali.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk menggambari kaos sangatlah mudah, hanya t-shirt polos, printer ink - jet warna, kertas t-shirt transfers dan setrika listrik.

Untuk bahan kertas transfer, yang bisa memindahkan hasil cetakan printer ink - jet ke kain dengan bantuan setrika panas, Anda harus membelinya satu pak, yang berisi sepuluh lembar. Untuk membuatnya, ikutilah langkah-langkahnya sebagai berikut :

Langkah 1:
Bukalah software Microsoft Word, aturlah besarnya kertas dengan mengklik menu [File] [Page Setup] sehingga terbuka dialogue box. Kliklah tab [Paper Size] dan aturlah ukuran kertas menjadi A4. Buatlah formatnya menjadi Landscape atau mendatar, setelah itu klik tombol [Ok].
Pada lembar kerja kosong ini masukkan gambar. Bisa menggunakan gambar yang sudah tersedia diClip Art atau Anda bisa menggunakan gambar lain sesuka hati Anda yang sudah tersedia di folder Anda.
Agar gambar mudah digeser-geser, klik kanan dengan mouse, lalu [Format Picture]. Setelah muncul dialogue box, kliklah tab [Layout], dengan pilihan icon [In Front of Text], berupa anjing hitam diatas deretan garis abu-abu.
Untuk memasukkan text, gunakanlah [Insert] [Text Box]. Agar penanganan teks lebih mudah, hilangkanlah garisnya dengan mengklik kanan, lalu [Format Text Box]. Setelah muncul dialogue box kliklah tab [Layout], dengan pilihan [In Front of Text]. Lantas masukkanlah teks, sebaris saja, dengan jenis dan ukuran font kesukaan Anda. Begitu pun warnanya.

Langkah 2:

Dengan petunjuk pada Langkah 1 tadi, hasil yang kita peroleh adalah sebagai berikut :

(Untuk melihat hasil yang lebih bagus, lihatlah dari [File] [Print Preview] )

Langkah 3 :

Bila Anda dan putra putri Anda sudah yakin dan puas dengan desain tersebut, sekaranglah saatnya mencetak.

Ambillah kertas transfer dari kemasannya, dan pasanglah pada printer. Ingat, jangan sampai terbalik. Bagian punggung kertas, yang bukan bidang cetak biasanya ditandai dengan garis dan atau tulisan. Bidang cetak harus menghadap ke atas.

Setelah itu klik [File] [Print], lalu pada dialogue box kliklah [Properties]. Pada [Media Type] pilihlah [T-Shirt Transfers]. Pilihan ini secara otomatis akan menghasilkan cetakan yang terbalik (mirror), seperti melihat pantulan gambar pada cermin. Pilihlah kualitas cetak standar, bukan draft.

Apabila pada pengaturan [Properties] Anda tidak ada fasilitas seperti yang dicontohkan diatas, maka pada tab [Features] klik [Orientation] pilih Potrait, dan centang pada Flip Horizontal. Maka Anda akan mendapatkan hasil print seperti pantulan gambar pada cermin juga.

Yakin semuanya siap…?? Klik [Aplly], lalu [Ok].

Pilihan menu printer properties satu merek printer dengan yang lain kadang agak berbeda, namun secara prinsip pencetakan hampir sama.

Langkah 4 :

Beginilah kira-kira hasil Anda yang terbalik. Memang harus begitu, karena gambar dan teks itu nanti akan dipindahkan ke kaos polos Anda.

Langkah 5 :

Ambillah kaos yang sudah disiapkan, setel lah setrika Anda pada level medium. Ratakanlah kaos terlebih dahulu dengan menyetrikanya. Setelah kaos mendingin, tumpangkanlah kertas transfer yang telah tercetak.

Jagalah agar permukaan kaos tak bergelombang. Bila perlu diganjal karton lunak.

Lalu setel setrika pada level maksimum. Gosok pelan-pelan, dengan sedikit tekanan, bidang demi bidang, sesuai garis panduan, dari atas ke bawah dan sebaliknya, kira-kira selama 15 detik. Setelah itu digosok dari kiri ke kanan, dan sebaliknya, kira-kira 15 detik.

Langkah 6 :

Letakkan setrikaan, tunggulah sekitar 3 menit agar kertas transfer mendingin. Lalu lepaslah, seperti melepas stiker, dengan perlahan. Satu tangan melepas kertas, tangan lain menahan kaos agar tak terangkat.

Bila ada bagian yang belum menempel rata, rapatkan lagi kertasnya, dan gosok lagi dengan setrika.

Langkah 7 :

Kaos sudah selesai digambari. Tunggu sampai baju dingin, baru dipakai. Disain kaos yang Anda buat sudah selesai dan siap untuk dipakai oleh Anda dan keluarga. Jangan lupa menyesuaikan ukuran kaos dengan orang yang akan memakainya. Selamat mencoba….!!



Tuesday, January 27, 2009

Sunday, January 25, 2009

United we care


In memory Robin Hutagaol 25 jan 2009

Friday, January 23, 2009

1001 kilometer


Perjalanan yg ditempuh 1th lebih - mantabs

Thursday, January 22, 2009

Sunday, January 11, 2009

Bleeding Bubu


Jam 2 pagi sehabis pulang melayat pamanku, bubu tiba2 keluar kamar dgn terburu menuju kamar mandi. Ternyata pendarahan - pikiran gw langsung tertuju ke janin yg sedang dikandung, tapi gw langsung sadar, tidak boleh telihat panik dan jg harus bisa menenangkan bubu.
Tindakan selanjutnya mengabari kakakku untuk segera datang kerumah utk menjaga sabda sementara gw mengantar bubu ke rumah sakit.
Alhamdulillah - tidak bermasalah dgn janin, tapi disebabkan krn infeksi di vagina.

Cepat sembuh ya bu. I love you from baba dan sabda

Saturday, January 10, 2009

True Romance


Malaikat yg datang membawa buah hati cinta ku yg bernama Sabda Renjana - dan kutorehkan dalam aliran darahku di lengan kananku, abadi selamanya

Thursday, January 8, 2009

Naughty by nature


Sabda dengan kaos merah 'Naughty by Nature' dari tante Eka