Wednesday, June 30, 2010

Kontroversi Sutradara "Obama Anak Menteng": Telah lahir pencuri karya tak bermalu! - oleh Tino Saroengallo

Malam nanti, Rabu 30 Juni 2010, akan diputar premier film "Obama Anak Menteng" yang sarat dengan kontroversi.

Kontroversi pertama tentu saja sosok yang diangkat yaitu sosok Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Film ini berkisah tentang masa kecil Obama di Jakarta.

Kontroversi kedua adalah masa produksi yang sangat pendek untuk pembuatan sebuah film cerita seakan-akan kejar tayang dengan rencana kunjungan Obama yang sarat akan pembatalan itu. Bahwa film ini bisa selesai cepat... produksi dimulai pada tanggal 16 Mei 2010... mungkin hanya karena diproduksi oleh rumah produksi yang sudah khatam untuk urusan kejar tayang, Multivision Pictures. Selain itu pastinya tangan dingin sutradara yang pastinya juga sudah paham betul cara memproduksi karya yang kejar tayang.

Nah, di sini lahir kontroversi ketiga: Sutradara!

Siapa sebenarnya yang menjadi Sutradara film "Obama Anak Menteng" ini?

Menurut pemberitaan awal ketika produksi baru dimulai, tersebutlah nama Damien Dematra. Nama yang di kancah perfilman nasional tidak dikenal sama sekali. Kalaupun nama ini tiba-tiba ada, itu semata-mata karena novel berjudul "Obama Anak Menteng" yang beredar atas namanya. Novel yang pastinya ditulis bergegas memanfaatkan saat naiknya Barack Obama sebagai presiden AS, saat yang tepat untuk mendongkrak nama. Dari tiada menjadi ada.

Dengan gencar Damien memberikan wawancara kepada wartawan, tidak hanya wartawan hiburan nasional tapi juga ke wartawan internasional sehingga namanya tiba-tiba muncul sebagai Sutradara film "Obama Anak Menteng" di peliputan media nasional dan internasional.

Di kalangan perfilman nasional, yang sangat sempit dunianya sehingga biasanya saling tahu siapa sedang mengerjakan apa, sosok yang diketahui sedang bekerja keras menyutradarai film tersebut pada saat Damien Dematra sibuk mencanangkan diri adalah John de Rantau. Nama ini tidak hanya dikenal sebagai Sutradara yang telah banyak menghasilkan film televisi dan sinetron, tapi juga film cerita seperti "Mencari Madonna", "Denias: Senandung Di Atas Awan" (2006) dan "Generasi Biru" (2009 bersama-sama dengan Garin Nugroho).

Sejak minggu lalu, mulailah terjadi upaya pelurusan kebenaran dari pembohongan publik yang sudah sengaja dilakukan oleh Damien Dematra. Upaya ini gencar dilakukan oleh rekan-rekan dari dunia film hanya didasarkan pada kenyataan John de Rantau jelas diketahui sebagai orang yang menyutradarai film tersebut. Ada ketidak-relaan mendengar karya seorang rekan yang seenaknya di-claim oleh orang yang sama sekali tidak dikenal di kalangan perfilman.

Sejalan dengan upaya tersebut, mulai dari bertanya sampai mencaci-maki, ada satu kejanggalan yang membayangi aneka upaya itu. Yaitu, meskipun sudah jelas sejak pertengahan Mei 2010, saat film masih dalam tahap syuting, Damien Dematra mencanangkan diri ke pers bahwa dialah Sutradara film tersebut, namun tidak ada pembantahan atau pelurusan berita dari pihak produser maupun John de Rantau.

Ada apa sebenarnya?

Dari laporan pandangan mata yang penulis peroleh, sosok Damien Dematra tidak muncul dalam acara Konferensi Pers dan Press Screening yang diadakan pada Selasa, 29 Juni 2010. Sebaliknya, John de Rantau dengan tegas menyatakan kepada pers bahwa dia adalah satu-satunya Sutradara yang bekerja dalam pembuatan film ini.

Dari obrolan langsung dengan John de Rantau, penulis juga mendapatkan penjelasan bahwa bahkan skenario film "Obama Anak Menteng" dibuat berdasarkan data dari berbagai sumber, termasuk menemui nara sumber yang masih hidup. Novel "Obama Anak Menteng" karya Damien Dematra memang menjadi salah satu sumber, tapi tidak sepenuhnya alur cerita film diambil dari isi novel tersebut.

Nah, semakin bingung kan.

Berangkat dari pengalaman penulis di dunia film, adalah wajar bila sebuah judul film diambil dari judul sebuah novel. Biasanya, di akreditasi dicantumkan bahwa cerita film tersebut diangkat dari novel tersebut.

Film "Eat Pray Love" (Ryan Murphy, 2010) adalah contoh yang paling baru.

Film yang akan beredar akhir Agustus tahun ini tidak hanya mengambil judul dari novel karya Elizabeth Gilbert, tapi KESELURUHAN cerita mengikuti alur cerita di dalam novel tersebut namun akreditasi penulisan skenario tetap diberikan kepada penulis skenarionya yaitu Ryan Murphy dan Jennifer Salt. Sutradara pun hanya dicantumkan nama Ryan Murphy yang memang menyutradarai film tersebut.

Terkait dengan film "Obama Anak Menteng" artinya, mengikuti pola yang lazim dalam pembuatan film, bila penulisan skenario dan penyutradaraan dilakukan oleh orang lain, secara profesional nama Damien Dematra hanya bisa tampil sebagai nama penulis novel... misalnya "Diangkat dari novel "Obama Anak Menteng" karya Damien Dematra.

Nama Damien Dematra masih bisa tampil sebagai salah seorang di jajaran Eksekutif Produser atau Associate Producer. Sebutan Associate Producer memang seringkali diberikan kepada seseorang sebagai penghormatan atas sumbangsihnya terhadap pembuatan film tersebut. Apapun bentuk sumbangsihnya.

Pencantuman nama ini melulu tergantung dari negosiasi antara pemilik novel dengan rumah produksi yang mengangkat novel tersebut ke layar lebar.

Tapi, nama penulis novel tersebut tidak bisa muncul di jajaran Produser, Produser Pelaksana atau Produser Lini karena hanya mereka yang terlibat langsung dalam pekerjaan selama produksi lah yang bisa dicantumkan di jajaran ini.

Bila ia, dalam hal ini Damien Dematra, ternyata memang akhirnya ditampilkan dalam film tersebut sebagai sutradara maka itu semata-mata hanya bisa terjadi karena dia pada dasarnya TOLOL dan tidak mengerti aturan main yang berlaku baku di dunia perfilman.

KeTOLOLan itulah yang membuat dia memaksakan diri untuk mencantumkan nama. Kalau memang namanya muncul sebagai sutradara bersama-sama dengan John de Rantau maka dia pada dasarnya hanyalah seorang PERAMPOK karya yang berhasil (entah dengan cara apa) MENODONG rumah produksi film tersebut untuk mencantumkan namanya.

Mungkin ia mengira bahwa dengan demikian dia bisa memasukkannya sebagai daftar karya. Kalau nantinya dia memang mencantumkannya dalam bio data hasil karyanya maka dia memang manusia TIDAK BERMALU yang seharusnya masuk ke Dewan Perwakilan Rakyat RI atau anggota partai era Reformasi.

Jujur saja saya jadi bingung sendiri. Kalau saya menyebutnya sebagai cayote, anjing pemakan bangkai, sebutan itu tidak cocok karena saya tidak mau dituding mengatakan John de Rantau sudah menjadi bangkai. Bila dilihat dari aneka kategori anjing, yang paling tepat mungkin adalah sebutan "anjing buduk"... yaitu anjing liar yang sering kita lihat mengais makanan di tempat sampah.

Yang pasti, Damien Dematra tidak pantas disebut-sebut sebagai orang film. Mudah-mudahan namanya tidak dicantumkan oleh tim pembuat ensiklopedia film nasional. Kalaupun dimuat, harus ada catatan khusus tentang skandal pencantuman namanya itu dalam film "Obama Anak Menteng."

Tepat sekali, ini adalah skandal aib di dunia perfilman.

Selain oleh Damien Dematra, skandal ini juga harus dipertanggungjawabkan oleh rumah produksi pembuat film "Obama Anak Menteng" kepada semua organisasi perfilman nasional karena membiarkan pencantuman nama sutradara secara sembarangan.

Sebagai rumah produksi senior sudah seharusnya lah MVP ikut menjaga kehormatan profesi Sutradara.

Catatan:
Mengingat tim pembuat ensiklopedia film nasional kalau tidak salah anti membaca facebook, minta tolong kepada yang kenal untuk memberikan copy tulisan ini kepada mereka... kalau dianggap perlu. Terima kasih.